‘Sial.. Sial… Kenapa semua terjadi ke gw sih? Apa salah gw? Gw tanya ma lo…. Apa salah gw?’ Tanyanya menatap wajahku yang agak kaget karena tak menyangka dia akan bertanya padaku.
Aku terdiam dalam kagetku. Aku sendiri tidak tahu kenapa orang itu marah-marah. ‘Eh…. Memangnya ada apa sih? Kok marah-marah gitu?’ Tanyaku dengan agak takut-takut.
Sosok di hadapanku diam. Tapi aku masih melihat amarah di wajahnya. Sepertinya memang dia sudah kesal sekali. Entah karena apa.
‘Kamu! Ya… Kamu!!! Kamu yang menyebabkan semua ini…..’ Ujarnya lagi. ‘Kalau saja kemarin gak gw ikutin nasihat lo, gw ga akan seperti ini! Semua ini gara-gara kamu!’
Gara-gara aku? Batinku. Apa ya yang sudah aku sarankan dan jadi salah gini? Aku bingung…. ‘Apaan? Kenapa sih? Nasihat yang mana?’
Walau masih memendam amarah, aku dapat merasakan bahwa dia sudah mulai cooling down sekarang ini. ‘Kemarin. Yang katanya turutin kata hati gw.. Kalau mang sayang, kejar aja dia. Inget?’
Oooo…. Soal si Maria toh, pikirku. Aku pikir apa. ‘Ooo.. Yang itu. Terus mang kenapa? Apa yang terjadi? Aku kan ga tau duduk persoalannya. Tau-tau kamu marah-marah ke aku.’
Dia meminum teh botolku yang sedari tadi ada di hadapan. Haus mungkin.. Setelah berteriak-teriak gak jelas kayak tadi.
‘Ya itu… Kemarin gw mikirin kata-kata lo, and akhirnya gw putuskan untuk bilang ke dia, kalau gw sayang dia. And sampai kapanpun akan menunggu dia.’
‘And????’ Tanyaku.
‘And… Ternyata… Dia tuh sudah tunangan and akan merit bentar lagi! Sial…. Tau gitu kan gw ga perlu ngomong. Bahkan sebelumnya ga perlu naksir dia.’ Ujarnya dengan kesal.
Yah… Cinta. Mencintai seseorang yang tak sadar bahwa dirinya dicintai, seperti mengejar bayangan… Chasing Shadows.
‘Ya.. Kamu kan ga akan pernah tau kalau kamu ga ngomong kemarin ke dia kan? Oke… Aku ngerti.. Sekarang kamu agak kesal karena kamu malu. Malu sudah nembak tapi ‘ditolak’.’ Ujarku kepadanya. Aku perhatikan dia mendengarkanku dengan seksama.
‘Setidaknya, ada yang bisa kamu petik di sini. Kamu sudah ga perlu lagi chasing shadows… Yang ga tau bahwa kamu lagi mengejarnya. Setidaknya… Sekarang kamu free. Your’re free to do anything. Chase another girl you like. Ga lagi ngejar bayang-bayang semu. Yang belum tentu membalasmu.’
‘Cinta mang ga mudah kawan… Kadang… Perlu keberanian untuk menggapainya, seperti yang kamu lakukan. Sehingga, kamu ga perlu lagi tinggal dalam kesendirian dan wandering… Apakah begini? Apakah begitu? Nah… Kalau ga berani seperti kamu, orang itu hanya akan terus-terusan chasing shadows. Karena dia hanya mempertanyakan kepada bayang-bayang, yang sudah pasti ga bisa jawab apa-apa.’ Ujarku.
Dia tertegun mendengar kata-kataku. Lalu dia tersenyum dan, ‘lo benar. Setidaknya walau sakit, gw tahu sekarang. Kalau gw ga perlu lagi nunggu dia. Ga perlu mengejar bayangan dia dari belakang lagi. And Maria sendiri bilang, we could be friends if I want to. Maybe that’s better. Thanks ya Di.’ Ucapnya sambil menepuk pundakku.
Mario…. Good for you… Batinku dalam hati. You’re out from chasing shadows. Not like me. I’m still chasing it. Don’t know when I have the courage to do what you do.
‘Di… Lo itu pinter banget sih. Bisa bantu temen-temen semua kalau ada masalah. Termasuk gw dalam hal ini. Tapi Di…. Boleh gw tanya sesuatu?’ Tanya Mario padaku. Dan aku hanya mengangguk.
‘Kapan? Kapan lo akan stop chasing my shadow and tell me the truth Di?’ Aku agak terkejut mendengarnya.
‘Maksud kamu?’ Tanyaku
‘Lo tau gak? Sebenernya dari kemarin, gw cuma nunggu lo bilang…. Makanya gw cerita soal Maria. Padahal itu buat mancing lo doang.’
‘Lo tuh pinter kasih nasihat ke orang lain. Tapi ga pernah lo lakukan untuk diri lo sendiri. Lo tau itu?’
Aku terdiam. Dia… Dia hanya memancing diriku?
‘Diana Mariana…. You are my Maria actually. But I hope, I won’t get an answer like I told you before. Would you be mine? Coz I’m totally crazy about you Maria.’ Ujarnya sambil memegang tanganku.
‘kamu ga perlu lagi chasing my shadows Mar. Karena… Aku dan bayanganku akan selalu di sisimu. Menemanimu. Jika kau mengijinkannya.’ Lanjut Mario.
‘Jadi…… ‘ Aku kehabisan kata-kata. Karena… Aku tak pernah menyangka bahwa bayangan yang kukejar selama ini berbalik dan mengucapkan yang kuimpikan.
‘I love you Diana Mariana.’ Dia membisikkannya saat memelukku segera setelah aku menganggukkan kepalaku atas pertanyaannya sebelumnya.
I’m done. Done of chasing shadows…. Now my shadow and his… Walking side by side.
Ryan
301111 1007