Sebenarnya aku sangat suka binatang peliharaan, terutama kucing. Kalau tidak, bagaimana mungkin aku senang menginap di rumah Ajaz, sepupuku yang fotomodel lokal dan narsisnya tingkat dewa? (Harap maklum, kata mereka. Namanya juga terlalu sadar kalau dia cakep!)
Anyway, ini bukan tentang dia – melainkan Mimi, kucing Persia peliharaannya yang bermata hijau dan hobi ndusel-dusel.Nggak peduli orang lagi bete atau ngantuk, pokoknya kalau nggak gitu – Mimi punya kebiasaan lain yang cukup menjengkelkan.
Mimi suka meloncati dan jalan-jalan di atas badan orang yang lagi tidur. Ajaz mungkin nggak keberatan alias sudah terbiasa tidur bersama Mimi (kalau orang nggak tahu atau nggak ngeh kalau Mimi itu kucing, pasti mereka sudah asli menyangka yang ‘aneh-aneh’ pas aku cerita begini.) Tapi, ayolah. Meski imut-imut, hobinya yang satu itu amit-amit!
Seperti yang terjadi pada pukul tiga pagi.
Awalnya aku masih bisa berusaha cuek (maklum, namanya juga orang ngantuk), pas Mimi ndusel-dusel di kakiku yang berbulu. (Emang kucing doang yang boleh berbulu?) Namun, begitu buntelan berbulu itu mulai loncat-loncat di atas badanku, akhirnya aku nggak tahan lagi. Aku bangun, gendong dia, terus buka pintu. Satu…dua…tiga…wusss, terlemparlah kucing itu ke ruang tengah!
“MREOW!”
Aku terkesiap. Astaga! Mimi sudah menjejak lantai kembali. Ia menatapku lurus dengan mata hijaunya. Oh, tidak! Apa yang sudah kulakukan?
Beberapa detik berlalu. Mimi hanya menatapku sekilas sebelum berbalik badan, mungkin ngambek. Aku sendiri hanya berbalik masuk kamar dan menutup pintu. Maklum, masih ngantuk.
Keesokan paginya, aku hendak memakai sepatu ketika kucium bau yang nyaris membuatku mau muntah. Kulirik isi sepatuku dan langsung mengumpat-umpat. Sepatuku kulempar ke tong sampah.
Mimi telah meninggalkan hadiah yang takkan pernah kulupakan. Rupanya si kucing pun bisa balas dendam…