Dinginnya malam membuatku menggigil di balik selimut. Aku memang tidak suka tidur dalam aroma panas namun kali ini aku tidak dapat memejamkan mataku karena dinginnya sangat mengganggu. Padahal aku sudah merebahkan tubuhku sejak sejam lalu.
Sial!!! Setiap aku menginginkan sesuatu selalu saja tidak pernah tercapai. Menjadi pilot seperti impianku tidak mungkin aku raih karena biaya pendidikannya yang sangat besar. Tak mungkin meminta kedua orangtuaku menjual rumah hanya untuk itu.
Menjadi pendamping hidup gadis pujaan hati pun tidak berhasil, lagi-lagi karena masalah uang. Kekayaan adalah faktor utama menurut orang tua Rina, gadis yang sudah aku pacari dua tahun itu.
Bahkan kini, tidur pun seakan aku tidak diberikan juga. Aku ingin sekali terlelap. Hanya itu inginku sekarang ini. Aku pun beranjak dari kasur tipisku. Bagaimana caranya… sekali saja aku berharap keinginanku tercapai. Hanya itu.
***
“Mas, bangun. Sudah siang.” Suara seorang wanita di balik pintu kayu itu. “Mamas… bangun. Nanti kesiangan. Bapak sudah menunggu.”
Suara ketukan wanita tua itu semakin kencang. Tapi masih tak ada tanda-tanda dari balik pintu.
“Pak… ini anakmu masih belum bangun juga. Gak ada suara.” Terdengar kekhawatiran dalam nada suara wanita itu.
Seorang pria paruh baya menghampiri dan mencoba membuka pintu itu dengan paksa. Setelah perjuangan cukup menguras tenaga, pintu itu pun terbuka.
Teriakan seorang wanita terdengar menyayat hati. Anak semata wayang terbujur kaku di atas kasur tipis dengan botol hijau bergambar nyamuk di sampingnya. Pria paruh baya itu tertegun sesaat. Dan kemudian berjongkok di samping sosok itu. Mengambil sebuah kertas yang ada dalam genggaman anaknya itu.
‘Maafkan anakmu Pak, Bu. Anak tak berguna ini hanya bisa menyusahkan kalian. Tak berpenghasilan. Biarkan aku tidur… sebelum kujelang 35 tahun esok.’
Tafsiran Fiksi Mini Ahmad Abdul Mu’izz: WAKE ME UP WHEN SEPTEMBER ENDS. Aku hanya tak ingin bertambah tua.
tragis….
Iya
Jiaaah malah bikin susah ..
Pikirnya kan biar gak repotin lagi mba. Padahal….
cari jalan pintas… | nggak lulus ‘ujian’ nihh :))
Iya mas. Gak lulus.